Tuesday, May 7Karena Telinga Tidak Bisa Berdusta
Shadow

A. Nayaka Rilis Album “Culture Shock”, Ceritakan Masa Kecil di Dua Negara Single “Sweet Time” Jadi Focus Trac

Tidak butuh lama buat A. Nayaka untuk kembali merilis karya terbarunya. Penyanyi dan rapper hip-hop itu kini melepas album terbarunya yang diberi judul “Culture Shock”, dan single “Sweet Time” menjadi focus track di album ini.

Album yang dirilis di bawah label rekaman Def Jam Indonesia dan Universal Music Indonesia ini menjadi album keempat miliknya selama menjalani karier di industri musik tanah air. Album Culture Shock berisikan sebanyak 13 lagu yang kebanyakan ia tulis sendiri liriknya. Nayaka juga mengajak musisi hip-hop papan atas seperti Alyph, Basboi, dan Ben Utomo untuk berkolaborasi dalam album ini. Terdapat juga beberapa nama yang sudah tidak asing lagi dan andal di bidangnya untuk menjadi produser di setiap track di album ini, seperti SonaOne, Greybox, Toshiiki, Nisya, hingga Wolfy.

Nayaka menjelaskan tentang pembuatan album “Culture Shock”: “The creation of Culture Shock started in 2019, and it was full-on English, I was in my safe-zone – I’m glad it didn’t come out then. Fast forward to 2021, di tengah-tengah pandemi, di situlah gue mulai nyaman menulis dengan Bahasa Indonesia, dan gue rilis lagu seperti “Orang Lain” dan “Waktu Tiba”. Itu bikin gue lebih percaya diri untuk mengubah konsep “Culture Shock” untuk jadi album bilingual – supaya gue bisa nunjukin konsep culture shock nya nggak cuma di judul tapi juga di lagu-lagunya.”

“Gue ingin album ini untuk me-represent anak-anak di Indonesia yang lahir di luar negeri, atau vice versa. Karena dari pengalaman pribadi, nggak gampang buat gue untuk adjust saat gue pindah dari U.S. ke Indonesia. Sometimes it’s not easy being a foreigner in your own country,” tambah Nayaka mengenai album “Culture Shock”.

Terdapat 13 lagu di album “Culture Shock”, dan 8 dari 13 lagu tersebut melibatkan kolaborasi dengan musisi lain. Awalnya, Nayaka hanya merencanakan 12 lagu untuk dirilis dalam album ini. “Tadinya itu albumnya sudah selesai di 12 lagu. WeTheFest happened, Alyph came down to record, dan kita bikin lagu dari awal. Jadi sekarang ada 13 lagu, dan it’s my favorite to be honest,” cerita Nayaka mengenai kolaborasi dengan Alyph.

Untuk focus track di album “Culture Shock” ini, Nayaka memilih lagu berjudul “Sweet Time”. Lagu ini ia pilih karena cocok untuk memperkenalkan album “Culture Shock”. Nayaka menjelaskan, “Secara warna lagu, gue mau orang dengerin “Marila Berdansa” yang bright, setelah itu orang dengerin “Sweet Time” yang juga bright, baru setelah itu dengerin album “Culture Shock” yang mostly dark. “Sweet Time” bisa jadi jembatan yang cocok di situ.”

Untuk aransemennya di single “Sweet Time” ini, Nayaka masih memberikan nuansa new age hip-hop dan trap yang kerap menjadi garisnya dalam membuat karya, walaupun di beberapa part ia juga  memberikan penegasan terhadap jalur hip-hop dan rap yang ia usung.

Kualitasnya dalam memberikan warna musik rap yang catchy memang sudah tidak bisa dimungkiri kepiawaiannya. Nayaka membungkusnya dengan nyaman tanpa keluar dari jalur utama musik hip-hop dan rap.

“Cover art album ini merepresentasikan culture shock. Itu foto ulang tahun ke-10 gue di U.S., and there’s this little asian kid, bareng temen-temen gue yang mostly Hispanic American dan African American. I had a lot of fun making this album, dan gue berharap semua yang dengerin juga bisa enjoy album ini,” pesan Nayaka.

Daripada makin penasaran, langsung saja dengarkan single “Sweet Time” dan album “Culture Shock” di semua platform layanan musik digital kesukaan kalian. Save it to your playlist